Jumat, 18 Desember 2009

Untuk Impian, Harapan dan Cita-cita

Ya allah...
Maafkan aku yang mudah mengeluh.

Aku takut menyadari bahwa aku hampir saja berhenti bermimpi. Atau bahkan sudah? Entahlah, kemarin-kemarin adalah hari super duper suram sekali. Beruntungnya aku memiliki dia yang segera menyadarkanku. Ah fela... lupakah kamu, bahwa manusia adalah seonggok daging yang bermimpi.. aku tidak mau menjadi zombie yang berkeliaran di keramaian jalan hanya karena aku tidak lagi bermimpi.

Aku takut,
Takut kecewa karena tidak berhasil melunasi impian tahun ini. Takut resolusi mimpi 2009-ku terberai di tengah jalan. Takut tidak bisa menjadi ‘dia yang bertanggung jawab dengan pilihannya’. Ketakutan-ketakutan pecundang yang kemudian membawaku pada sebuah titik untuk melepaskannya saja. Padahal aku masih berlari. Melepaskan mimpi saat menyadari sinyal-sinyal aku tidak akan mampu menyentuh khatulistiwa. Dan aku telah melakukan kesalahan besar dengan berniat melepaskannya karena aku masih berlari mengejarnya, aku masih dapat meraihnya. Ini belum mencapai titik kulminasi. Toh apabila akhirnya tidak sesuai harapan, aku masih memiliki ribuan kesempatan lain.

Aku tidak boleh berhenti bermimpi. Untuk impian, harapan dan cita-cita.. maafkan aku yang hampir saja melepasmu karena takut kecewa. Dan untuknya, terima kasih... banyaaaak 

Tidak ada komentar:

They are the reason, I do what do and I did what I did

Goo Goo Dolls - Iris