Ya allah...
Maafkan aku yang mudah mengeluh.
Aku takut menyadari bahwa aku hampir saja berhenti bermimpi. Atau bahkan sudah? Entahlah, kemarin-kemarin adalah hari super duper suram sekali. Beruntungnya aku memiliki dia yang segera menyadarkanku. Ah fela... lupakah kamu, bahwa manusia adalah seonggok daging yang bermimpi.. aku tidak mau menjadi zombie yang berkeliaran di keramaian jalan hanya karena aku tidak lagi bermimpi.
Aku takut,
Takut kecewa karena tidak berhasil melunasi impian tahun ini. Takut resolusi mimpi 2009-ku terberai di tengah jalan. Takut tidak bisa menjadi ‘dia yang bertanggung jawab dengan pilihannya’. Ketakutan-ketakutan pecundang yang kemudian membawaku pada sebuah titik untuk melepaskannya saja. Padahal aku masih berlari. Melepaskan mimpi saat menyadari sinyal-sinyal aku tidak akan mampu menyentuh khatulistiwa. Dan aku telah melakukan kesalahan besar dengan berniat melepaskannya karena aku masih berlari mengejarnya, aku masih dapat meraihnya. Ini belum mencapai titik kulminasi. Toh apabila akhirnya tidak sesuai harapan, aku masih memiliki ribuan kesempatan lain.
Aku tidak boleh berhenti bermimpi. Untuk impian, harapan dan cita-cita.. maafkan aku yang hampir saja melepasmu karena takut kecewa. Dan untuknya, terima kasih... banyaaaak
Maafkan aku yang mudah mengeluh.
Aku takut menyadari bahwa aku hampir saja berhenti bermimpi. Atau bahkan sudah? Entahlah, kemarin-kemarin adalah hari super duper suram sekali. Beruntungnya aku memiliki dia yang segera menyadarkanku. Ah fela... lupakah kamu, bahwa manusia adalah seonggok daging yang bermimpi.. aku tidak mau menjadi zombie yang berkeliaran di keramaian jalan hanya karena aku tidak lagi bermimpi.
Aku takut,
Takut kecewa karena tidak berhasil melunasi impian tahun ini. Takut resolusi mimpi 2009-ku terberai di tengah jalan. Takut tidak bisa menjadi ‘dia yang bertanggung jawab dengan pilihannya’. Ketakutan-ketakutan pecundang yang kemudian membawaku pada sebuah titik untuk melepaskannya saja. Padahal aku masih berlari. Melepaskan mimpi saat menyadari sinyal-sinyal aku tidak akan mampu menyentuh khatulistiwa. Dan aku telah melakukan kesalahan besar dengan berniat melepaskannya karena aku masih berlari mengejarnya, aku masih dapat meraihnya. Ini belum mencapai titik kulminasi. Toh apabila akhirnya tidak sesuai harapan, aku masih memiliki ribuan kesempatan lain.
Aku tidak boleh berhenti bermimpi. Untuk impian, harapan dan cita-cita.. maafkan aku yang hampir saja melepasmu karena takut kecewa. Dan untuknya, terima kasih... banyaaaak
2 komentar:
Halo halo.. Met pagi Faela..
Hehe..
Saya ijin nyimak ya..
Dapet link blog kamu dari temen nih..
Tulisan kamu asyik..
Emm..tentang mimpi..
Menurut saya, mungkin memang kecenderungan manusia secara alamiah, ketika beranjak dewasa, dia semakin realistis, semakin mengesampingkan mimpi-mimpinya yang dulu setinggi langit.. Itulah yang menjadikan kehidupan kedewasaan menjemukan.. Setiap hari harus berhadapan dengan realita tanpa berani bermimpi lagi. Tapi percaya deh, kalo kita keukeuh, kita pasti bisa menghidupkan lagi kekuatan mimpi itu..
Oke!
Semangat! :D
halohalo.. met pagi dhiah. hhm, seorang teman yang pastinya hefri s kan?
anyway, terima kasih sudah berkunjung.
ada benarnya juga dhiah, dewasa membuat mata kita semakin terbuka. tapi, semoga dewasa tidak membuat kita tak berani bermimpi lagi.
btw kamu fkg?
kenal izar?
Posting Komentar